Rumah

Welcome!


"Terima kasih, Anda telah berada di beranda rumah Shopfloor Improvement Specialist, disinilah tempat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan 5R sehari-hari". "Mengapa 5R?" ...adalah dasar dalam membangun industri yang mampu bersaing dan mewujudkan cita-citanya menjadi perusahaan yang lebih baik dari segi mutu produk dan pelayanannya (Better Quality), pengiriman produk atau pelayanan yang tepat waktu (Faster Delivery) dan operasional...

Read More

Followers

Saturday, November 30, 2013

MUCHI - MUSHI - MUDA - MURA - MURI

MUCHI - MUSHI - MUDA - MURA - MURI

MUCHI 無知 - Ketidaktahuan

ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan.

MUSHI 無視 - Pengabaian

pengabaian, ‘kebodohan’ atau perilaku buruk.

MUDA 無駄 - Pemborosan

aktivitas pemborosan dan tidak menambahkan nilai atau tak produktif.

MURA 斑 - Tidak merata atau tidak teratur

tidak merata, ketimpangan, keragaman, tidak konsisten terhadap zat material atau keadaan rohani manusia.

MURI 無理 - Membebani Berlebihan

terlalu membebani, keterpaksaan atau melampaui ambang batas.

Friday, November 29, 2013

MUCHI 無知 - Ketidaktahuan

MUCHI 無知 - Ketidaktahuan

無知

MUCHI - Ketidaktahuan


MUCHI, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan profesional.

Tidak bertanya atau klarifikasi adalah MUCHI Ketidaktahuan adalah suatu keadaan kekurangan informasi (kurangnya pengetahuan). Perkataan ‘bodoh’ adalah kata sifat yang menggambarkan seseorang dalam keadaan tidak menyadari dan sering digunakan sebagai suatu ‘penghinaan’ untuk menggambarkan seseorang yang dengan sengaja melakukan pengabaian atau mengabaikan informasi atau fakta yang penting.

Ketidaktahuan dibedakan dari kebodohan, meskipun keduanya dapat mengakibatkan tindakan yang ‘tidak bijaksana’.

Ketidaktahuan bisa menahan kegiatan belajar, terutama jika ‘orang bodoh’ percaya bahwa mereka itu tidak ‘bodoh’. Seseorang yang keliru terhadap keyakinannya, ia dengan pengetahuannya yang seadanya tidak akan berusaha mencari klarifikasi atau memastikannya, melainkan hanya bergantung pada posisi ‘kebodohan’nya. Ia juga mungkin menolak informasi yang valid namun sebaliknya, tidak menyadari betapa pentingnya informasi tersebut atau tidak memahaminya.

Pekerjaan-pekerjaan baru seharusnya melalui program pendidikan tentang pengetahuan dasar dan karakter, perilaku bagi masyarakat dan kebudayaan.

"Dimulai dari setiap individu berlatih memperhatikan lingkungan tempat kerjanya hingga terbiasa memperhatikan hal yang kecil-kecil pada akhirnya mereka menjadi jatuh hati pada tempat kerjanya. Ini tercermin dari perilakunya menjadi peduli terhadap keadaan di sekeliling tempat kerjanya".

Memberikan pelatihan dan menciptakan hasrat belajar di setiap anggota kelompok kerja akan memperkaya para anggotanya dengan pengetahuan sehingga menjadi lebih bijak di dalam bertindak.

“Lack of knowledge - that is the problem” - W. Edwards Deming

Thursday, November 28, 2013

MUSHI 無視 - Pengabaian

MUSHI 無視 - Pengabaian

無視

MUSHI - Pengabaian


MUSHI, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti pengabaikan, ‘kebodohan’ atau perilaku buruk.

Membiarkan lantai kotor adalah MUSHI Terbiasa memperhatikan hal-hal yang kecil yang ada di lingkungan sekitar kita adalah suatu permulaan.

Ketika kita sudah mengetahui keadaan yang seharusnya namun membiarkannya dalam keadaan yang tidak sesuai adalah suatu sikap pengabaian.

Tidak peduli, sengaja melalaikan adalah perilaku buruk yang tersembunyi. Bentuk lain dari pengabaian adalah kita tidak mencintai apa yang berada di sekeliling kita atau secara harfiah adalah "tidak berbuat sesuatu" atau tidak acuh biasa disebut “cuek”.

"Seseorang harus berlatih untuk peduli yang masuk akal ketika ia bertindak dengan mempertimbangkan potensi bahaya bahwa ia mengetahui hal yang akan mencelakakan orang lain".

Pengabaian adalah sumber masalah tersembunyi yang sangat berbahaya, karena biasanya ketika diketahui ternyata sudah terlambat.

Sebelum situasinya menjadi sangat sulit setiap orang kebingungan dalam menentukan tindakan pencegahan terhadap kesalahan lainnya.

"Our trouble is not ignorance, but inaction" - Dale Carnegie

Wednesday, November 27, 2013

MUDA 無駄 - Pemborosan

MUDA 無駄 - Pemborosan

無駄

MUDA - Pemborosan


MUDA, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti aktivitas pemborosan dan tidak menambahkan nilai atau tak produktif.

"Eliminasi MUDA adalah cara efektif untuk meningkatkan laba".

Inventory efek dari Overproduction adalah MUDA Proses menambah nilai adalah menghasilkan barang atau memberikan jasa yang bermutu dimana Pelanggan mau membayarnya. Proses ini menggunakan sumber daya, pemborosan terjadi pada saat menggunakan sumber daya melampaui dari yang sebenarnya diperlukan. Pemahaman ini meningkatkan kesadaran kita dan memberikan perspektif baru dalam mengenali pemborosan, inilah kesempatan yang selama ini belum termanfaatkan.

Tujuh pemborosan dikenal sebagai “7-MUDA”, adalah suatu alat untuk mengidentifikasi “pemborosan” yang dikembangkan oleh seorang pemimpin di Toyota, Taiichi Ohno San.

Mr. Jeffrey K. Liker di dalam bukunya 'The Toyota Way', menuliskan menjadi delapan pemborosan yang terdiri dari :
1 Cacat Defects D
2 Produksi berlebihan Overproduction O
3 Menunggu Waiting W
4 Tidak Memberdayakan Karyawan Non Utilized Talent N
5 Memindahkan Transporting T
6 Persediaan Inventory I
7 Gerakan Motion M
8 Proses berlebihan Excess Processing E

“The most dangerous kind of waste is the waste we do not recognize.” - Shigeo Shingo

Nilai Tambah vs Pemborosan


Tuesday, November 26, 2013

MURA 斑 - Tidak merata atau tidak teratur

MURA 斑 - Tidak merata atau tidak teratur


MURA - Tidak merata atau tidak teratur


MURA, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti tidak merata, ketimpangan, keragaman, tidak konsisten terhadap zat material atau keadaan rohani manusia.

"MURA dihindari dengan sistim Just In Time yang berdasarkan proses tanpa persediaan atau sedikit".

Beban kerja tidak merata adalah MURA Caranya: Menyuplai proses produksi dengan barang yang benar, pada saat yang tepat, dalam jumlah yang benar dan aliran barang yang First In First Out (FIFO).

Sistim Just In Time menciptakan “sistim tarik” dimana masing-masing sub-proses menarik keperluannya dari sub-proses sebelumnya hingga pada akhirnya menarik barang dari pemasok luar.

Jika proses sebelumnya tidak mendapatkan permintaan atau melakukan penarikan maka barang tidak akan diproduksi secara berlebihan.

Sistem sejenis ini dirancang untuk memaksimalkan produktivitas dengan cara meminimalkan beban penyimpanan. Seperti gambaran rangkaian proses berikut ini:
  1. Jalur Pengepakan “membuat permintaan ke” atau “menarik material dari” Proses Penjahitan yang menarik dari Bagian Pemotongan Kain.
  2. Bagian Pemotongan Kain menarik dari Proses Pembuatan Pola Potongan.
  3. Pada saat yang sama, permintaan sedang dilakukan ke pemasok untuk bagian-bagian spesifik seperti kancing, label, kemasan untuk pakaian yang sudah dipesan oleh Pelanggan,
  4. Sedikit persediaan (Buffer) untuk menjaga terjadinya fluktuasi kecil agar proses terus-menerus mengalir.
"Jika didalam suatu proses ditemukan komponen atau material cacat, pendekatan Just In Time ini memerlukan identifikasi terhadap masalah dan perbaikan yang segera".

"I see tremendous imbalance in the world. A very uneven playing field, which has gotten tilted very badly. I consider it unstable. At the same time, I don't exactly see what is going to reverse it." - George Soros

Monday, November 25, 2013

MURI 無理 - Membebani Berlebihan

MURI 無理 - Membebani Berlebihan

無視

MURI - Membebani Berlebihan


MURI, terminologi umum bahasa Jepang yang berarti terlalu membebani, pemaksaan atau melampaui ambang batas.

"MURI dapat dihindari dengan kerja yang distandarisasi".

Bekerja melampaui batas kemampuannya adalah MURI Dalam mencapai suatu standar atau hasil yang standar maka mutu harus ditetapkan untuk menjamin efektifitasnya.

Kemudian setiap proses dan fungsi harus dikurangi hingga elemennya yang paling sederhana untuk diteliti kemudian dikombinasikan.

Proses kemudian harus distandarisasi untuk mencapai keadaan standar. Ini dilakukan dengan mengambil elemen kerja sederhana dan menggabungkannya satu per satu ke dalam urutan kerja yang distandarisasi.

Di dalam industri manufaktur termasuk:
  • Aliran material atau arahan bahan yang logis
  • Langkah-langkah dari proses yang berulang dan proses dengan mesin atau metode rasional untuk melakukannya
  • Takt-time atau lamanya waktu proses yang masuk akal dan ketahanan yang diperbolehkan dari sebuah proses
Kerja yang distandarisasi mendorong Anda untuk mengamati:
  • Ergonomi dan Keselamatan Kerja
  • Masalah Mutu
  • Produktivitas
  • Biaya yang efisien
Apabila setiap orang mengetahui keadaan standarnya dan urutan kerja yang distandarisasi maka hasilnya adalah sebagai berikut:
  • Antusiasme Karyawan meningkat
  • Mutu yang lebih baik
  • Produktivitas meningkat
  • Reduksi biaya

"My first move as the manager of the machine shop was to introduce standardized work"
Taiichi Ohno

About Us

Mengawali tahun 2000 sebagai konsultan senior, Cakra telah menfasilitasi penerapan-penerapan ‘Shopfloor Improvement’ di berbagai kelompok industri baik lokal maupun internasional di Indonesia. Seluruh kegiatannya selalu dimulai dengan memfasilitasi Penerapan 5R di pabrik, di bengkel, di gudang, di laboratorium, di kantor atau di perusahaan jasa.

S I K A T I N ®

Get In Touch