Rumah

Welcome!


"Terima kasih, Anda telah berada di beranda rumah Shopfloor Improvement Specialist, disinilah tempat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan 5R sehari-hari". "Mengapa 5R?" ...adalah dasar dalam membangun industri yang mampu bersaing dan mewujudkan cita-citanya menjadi perusahaan yang lebih baik dari segi mutu produk dan pelayanannya (Better Quality), pengiriman produk atau pelayanan yang tepat waktu (Faster Delivery) dan operasional...

Read More

Followers

Sunday, December 1, 2013

5 Types of Engineers

5 Types of Engineers

Engineer (Insinyur) di dalam definisinya yang tertulis di wikipedia adalah seorang profesional praktisi teknik, berkaitan dengan penerapan pengetahuan ilmiah, matematika, dan kecerdikan untuk mengembangkan solusi untuk masalah-masalah teknis. Insinyur, kata ini berasal dari bahasa Latin Ingeniare ("untuk merancang, menyusun") dan Ingenium ("kecerdikan").

Karya seorang insinyur membentuk hubungan antara penemuan-penemuan ilmiah dan aplikasi lanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kualitas hidup. Singkatnya, insinyur adalah pemikiran serbaguna yang menghubungkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat.

Istilah Engineer ini juga saya gunakan sebagai predikat atau julukan panggilan kepada rekan-rekan para praktisi di shopfloor dalam menjalankan kegiatan improvement. Siapapun: staf, supervisor dan manajer dengan tidak memandang latar belakang, tingkatan pendidikan formal yang telah dicapainya. Misalnya seseorang dengan tamatan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Kejuruan / Umum (SMK / SMU) pun apabila ia di dalam kegiatan hariannya mengelola shopfloor maka ia mendapatkan predikat "Shopfloor Engineer".

5 Types of Engineers

Dari pengalaman saya selama membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia, saya sering bertemu dan banyak menjalin kerja sama dengan rekan kerja Shopfloor Engineer setingkat manajer di berbagai departemen.

Berdasarkan kebiasaan kerjanya dan responnya pada saat berinteraksi, saya coba simpulkan disini dengan menstratifikasikan dan urutkan dimulai dari yang populasinya terbanyak. Ada lima jenis Shopfloor Engineer:

  1. Bogus Engineer
  2. "No!" Engineer
  3. Table Engineer
  4. Catalog Engineer
  5. Shopfloor Engineer 
  • Apakah Anda satu dari yang tersebut di atas?
  • Anda termasuk jenis yang mana?

Bogus Engineer

Bogus Engineer

Bogus Engineer

Jenis Engineer yang satu ini di dalam aktivitas pekerjaan kesehariannya hampir selalu berada di shopfloor. Merasa bosan dengan pekerjaannya yang monotone (membosankan, itu-itu saja). Juga merasa kemampuannya tidak berkembang dan karirnya mentok di ujung jalan buntu.

Ia sangat sibuk bahkan dari hari ke hari semakin sibuk. Banyak masalah di pekerjaannya yang semakin bertambah, tidak cukup waktu sehingga waktu kerja delapan jam pun dirasakan tidak cukup. Akibatnya menjadi sering pulang larut atau berangkat lebih pagi. Tidak tahu lagi harus berbuat apa? Terperangkap di dalam rutinitas pekerjaan sehari-harinya. Engineer seperti ini saya kelompokkan ke dalam klasifikasi yang disebut Bogus Engineer atau Insinyur Palsu.

Ia juga mendapatkan perdikat Trouble Shooter, sibuk dalam menanggulangi masalah. Adalah ciri-ciri seseorang yang menyelesaikan masalah tidak kepada sumbernya. Penyelesaian masalah selalu bersifat sementara, tidak tuntas hingga ke sumber permasalahannya. Misalnya ada kebocoran, ia disibukkan menambal kebocoran tersebut tidak dilanjutkan menuntaskannya dengan mencari permasalahan hingga kepada penyebab kebocoran tersebut. Bagaimana mencegah terjadinya kebororan tersebut? Bagaimana caranya agar terdeteksi sebelum terjadi kebocoran?

Sebaliknya dari jenis Trouble Shooter ini saya sebut sebagai Problem Solver, ia adalah seseorang yang menyelesaikan masalah secara tuntas hingga ke sumbernya dimana masalah tersebut tidak akan berulang. Seseorang Problem Solver ini saya sebut sebagai The Real Shopfloor Engineer atau KAIZEN Engineer.

“Insanity: doing the same thing over and over again and expecting different results”
Albert Einstein

"No!" Engineer

"No!" Engineer


Jenis Engineer yang satu ini adalah seseorang yang paling terlihat sepertinya sangat sibuk namun sebenarnya ia tidak mengerjakan apa-apa. Ia berpolitik di tempat kerjanya. Selalu berusaha mempertahankan kondisi status quo. Hampir berada di setiap pertemuan, banyak berbicara namun ketika ditugaskan, ia selalu menghindarinya dengan mengatakan "saya sudah terlampau sibuk". Setiap ada usulan perbaikan kepadanya ia selalu merespon di dalam kalimat pertama yang dilontarkannya adalah "Tidak bisa!" Walaupun ia berusaha menerimanya dengan mengatakan "Ya" namun selalu dibarengi kata berikutnya "Tetapi..."

Ia selalu mencari celah dengan beralasan bahwa usulan-usulan perbaikan tersebut tidak dapat diaplikasikan di tempat kerjanya. Respon yang paling parah adalah ketika iya mengatakan  "Hmnn... Itu bagus di tempat lain tetapi tidak bisa di tempat saya". Banyak berdebat namun tidak ada hasilnya. Hanya membuang-buang waktu berdiskusi dengannya. Engineer seperti ini saya sebutnya sebagai "No!" Engineer.
 
Orang lain atau bawahannya apabila setelah berhadapan dengannya menjadi kesal, murung, tidak bersemangat, selalu merasa tidak mendapatkan solusi atau pencerahan. Bawahan tidak mendapatkan keputusan darinya, justru ia mendapatkan pekerjaan tambahan lainnya. Engineer ini disebut juga sebagai Energy Taker.

Sebaliknya disebut sebagai Energy Giver, ketika orang lain atau bawahannya setelah berhadapan dengannya merasa mendapatkan solusi dari permasalahannya di pekerjaanya. Orang-orang di sekelilingnya menjadi bersemangat, antusias berada di kelompok kerjanya. Seseorang seperti ini saya sebut sebagai The Real Shopfloor Engineer atau KAIZEN Engineer.

“Without accepting the fact that everything changes, we cannot find perfect composure. But unfortunately, although it is true, it is difficult for us to accept it. Because we cannot accept the truth of transience, we suffer”
Shunryu Suzuki

Table Engineer

Table Engineer

Table Engineer

Ia banyak menghabiskan waktu kerjanya berada di belakang meja. Terperangkap di meja kerja, meja komputer, meja di ruang pertemuan dan meja-meja yang lainnya, Apabila terjadi masalah, ia cenderung membahasnya di meja kerjanya. Lebih senang memanggil bawahannya untuk datang ke ruang kerjanya dibandingkan ia menghampiri bawahannya untuk melihat sendiri permasalahan yang dihadapi oleh bawahannya. Diskusi-diskusi dilakukannya di meja pertemuan. Tidak ada waktu untuk melihat sendiri apa yang sedang terjadi di tempat kerja sesungguhnya atau shopfloor. Setiap hari ketika hadir di tempat kerjanya, ia pun langsung menuju ke meja kerjanya tanpa meyempatkan diri untuk mengunjungi shopfloor. Lawan jenis dari Engineer ini saya sebut sebagai The Real Shopfloor Engineer atau KAIZEN Engineer.

“Data is of course important in manufacturing, but I place the greatest emphasis on facts”
Taiichi Ohno

Catalog Engineer

Catalog Engineer

Catalog Engineer

Engineer ini banyak ilmunya namun cenderung "ngelmu". Asik mencari ilmu buat dirinya, senang belajar teori atau konsep. Banyak ilmu namun tidak membagikan ilmunya,  cenderung hanya untuk dirinya. Khawatir jika ilmunya dibagikan ia akan kehilangan kemampuannya dan kehilangan posisinya di organisasi. Senang belajar, banyak membaca buku, mengikuti pelatihan, seminar, dll. Banyak gelar akademis yang disandangnya. Ahli teori dan konsep, sebagai tempat bertanya, mengetahui berbagi konsep namun tidak mampu mengimplementasikan konsep tersebut ke dalam pekerjaannya.

Guru yang tidak menerapkan apa yang telah diajarkannya. Lawan jenis dari Engineer ini adalah ia yang ahli dalam mempraktekan teori dan konsep-konsep di dalam pekerjaan sehari-harinya. Ia disebut sebagai The Real Shopfloor Engineer atau KAIZEN Engineer.

“Information is not knowledge, the only source of knowledge is experience” - Albert Einstein

Shopfloor Engineer

Shopfloor Engineer

KAIZEN (Real Shopfloor) Engineer

Engineer ini adalah jenis yang paling sedikit bahkan cenderung langka. Ia adalah lawan jenis dari empat jenis engineer sebelumnya. Sibuk dan berorientasi di shopfloor bukan di meja kerjanya. Banyak ilmunya yang diterapkan di shopfloor. Ia senang berbagi ilmu, menurutnya dengan berbagi ilmu ia justru akan menjadi lebih mudah di dalam pekerjaannya.

Orang lain atau bawahan selalu merasa terbantu, tercerahkan dan menjadi bersemangat setelah berhadapan dengannya. Ada keceriaan, rasa bangga dan memiliki di dalam kelompok kerjanya. Mencerdaskan dan memintarkan bawahnya. Kerja dirasakan semakin "santai", semakin mudah bukan sebaliknya semakin dipusingkan dengan masalah-masalah yang muncul sehingga pulang larut. Banyak waktu untuk berbagi ilmu.

Prinsip waktu di dalam pekerjaannya adalah hadir tepat waktu pulang pun harus tepat waktu, tidak ada keterlambatan. Keseimbangan waktu antara pekerjaannya dengan keluarganya. Sukses di tempat kerja juga harus dibarengi dengan sukses di dalam kehidupan pribadinya.

Organisasinya mengalami kemajuan secara terus menerus. Selalu menyambut baik terhadap usulan-usulan yang muncul dan merasa tertantang dengan masukan-masukan tersebut yang dianggapnya sebagai peluang untuk maju. Melihat sesuatu dari sudut pandang positif. Setiap hari menghasilkan 1 improvement di unit kerjanya. Apabila setiap hari ia terbiasa menghasilkan minimal sebuah improvement maka ia mendapatkan predikat yang disebut sebagai DR KAIZEN atau Doktor Improvement.

“Strive for continuous improvement, instead of perfection” - Kim Collins

About Us

Mengawali tahun 2000 sebagai konsultan senior, Cakra telah menfasilitasi penerapan-penerapan ‘Shopfloor Improvement’ di berbagai kelompok industri baik lokal maupun internasional di Indonesia. Seluruh kegiatannya selalu dimulai dengan memfasilitasi Penerapan 5R di pabrik, di bengkel, di gudang, di laboratorium, di kantor atau di perusahaan jasa.

S I K A T I N ®

Get In Touch